oleh : Syaikh Abdurrazzaq al-Badr hafizhahullah
Beliau menulis di dalam website resminya al-badr.net :
قال ابن القيم رحمه الله: ((وعلامة قبول عملك : احتقاره واستقلاله وصغره في قلبك حتى إن العارف ليستغفر الله عقيب طاعته
وقد كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا سلم من الصلاة استغفر الله ثلاثا وأمر الله عباده بالاستغفار عقيب الحج ومدحهم على الاستغفار عقيب قيام الليل
وشرع النبي صلى الله عليه وسلم عقيب الطهور التوبة والاستغفار، فمن شهد واجب ربه ومقدار عمله وعيب نفسه : لم يجد بدا من
استغفار ربه منه واحتقاره إياه واستصغاره)). مدارج السالكين(2/62).
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :
Tanda diterimanya amal anda adalah ketika anda menganggap remeh/kecil amal anda itu di dalam hatimu. sampai-sampai seorang yang arif/mengenal Allah akan benar-benar memohon ampunan kepada Allah seusai melakukan ketaatannya. Adalah kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila telah mengucapkan salam di akhir sholat maka beliau pun beristighfar sebanyak tiga kali.
Allah juga memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk beristighfar seusai menjalani ibadah haji dan Allah menyanjung mereka karena beristighfar setelah menunaikan sholat malam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mensyariatkan untuk bertaubat setiap kali selesai bersuci dan membaca istighfar.
Barangsiapa yang menyaksikan/meyakini kewajiban kepada Rabbnya dan kadar/mutu amalan serta aib dirinya sendiri maka dia tidak bisa menemukan jalan kecuali harus terus beristighfar kepada Rabbnya atas segala kekurangannya itu, merasa amalannya tidak seberapa dan kecil/tidak ada artinya (dibandingkan keagungan hak Allah dan karunia-Nya, pent).
(Madarijus Salikin, 2/62)
# Sumber : http://al-badr.net/muqolat/5119